Kasus.co.id, Jakarta- Bulog Sebut Harga Gabah Yang Tinggi Jadi Penyebab Harga Beras Mahal
Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, buka suara soal kenaikan harga beras yang sudah mulai terjadi.
Menurutnya, hal itu terjadi karena saat ini harga gabah kering panen (GKP) yang ada di petani berada di kisaran Rp6.800-Rp7.000 per kilogram. Sementara itu, GKP yang ditetapkan pemerintah berada di angka Rp6.000 per kilogram.
Febby menuturkan, harga beras sendiri ditentukan berdasarkan dua kali harga GKP sehingga jika gabah sudah mahal maka harga beras akan ikut naik.
“Karena sekarang gabah kering panen juga tinggi, walaupun ada panen,” ujarnya, Minggu (4/8).
Lebih lanjut, Febby mengatakan bahwa Bulog sendiri menyerap beras dari dalam negeri di sekitar 150.000 tempat penggilingan padi.
Hingga saat ini, setidaknya sudah sebanyak 800 ribu ton beras yang diserap Bulog dari produksi dalam negeri.
Febby pun mengungkapkan bahwa harga beras komersial yang berasal dari Bulog di luar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dibanderol tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaiti Rp14.900 per kilogram.
“Kami juga ada komersial, di mana kita membantu dan kami jamin beras ini kami jual tidak pernah di atas HET,” ungkap dia.
Melansir panel harga pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Minggu (4/8), harga beras premium sendiri saat ini sudah melebihi HET yakni Rp15.650 per kg dan harga beras medium berada di angka Rp13.640 per kg.