Kasus.co.id, Jakarta – Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada sejumlah bukti didapatkan hasil investigasi meninggalnya dr ARL, residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).
“Kita sudah dapat semua WA nya, catatannya, semua rekamannya. Itu kan para PPDS itu dipanggil, kemudian diarahkan, diintimidasi, harus begini-begini,” kata Menkes Budi Gunadi, Rabu (28/8/2024).
Dia meyakini ada praktik bullying di balik meninggalnya dr ARL berdasarkan hasil investigasi internal yang dilakukan Kemenkes. Budi Gunadi juga telah menelusuri bentuk-bentuk bullying di PPDS.
“Saya sudah tahu semua kok berapa harus bayarnya, mereka praktiknya seperti apa, yang kerja di rumah sakit pendidikan itu sebenarnya hanya dokter-dokter PPDS saja yang lain nggak pernah kerja di sana. Kalau misalnya di ruang operasi PPDS yang juga ngerjain dokternya hanya 5 menit pertama ditinggalkan,” katanya.
“Kalau kita masuk (rumah sakit) mesti izin. Kalau nggak (izin), nggak boleh masuk ke rumah sakit,” imbuh dia.
Oleh karena itu, berkaca dari kasus ini, Budi Gunadi punya mimpi untuk menghapus bullying di lingkungan PPDS.
Menkes tersbut telah mendapatkan bukti rekaman kasus meninggalnya dr.ARL. Budi Gunadi tidak menjelaskan secara detail apa isi rekaman itu.
Dia menegaskan bukti-bukti perundungan itu sudah diserahkan ke polisi. Budi mengaku ingin menghapuskan bullying di dunia pendidikan kedokteran.
“Kan dapat juga kita rekamannya itu sudah ada semua. Jadi udah gamblang,” ujarnya.
“(Hasil investigasi) Sudah kita berikan ke polisi,” kata Budi Gunadi.
Ditemukan Tewas Dikamar Kost
ARL ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya yang terletak di Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, pada Senin (12/8/2024).
Kematian ARL terungkap bermula ketika salah satu teman dekatnya tidak bisa menghubungi telepon selulernya. Karenananya, teman ARL itu memutuskan untuk mengecek keadaan di rumah kos korban.
“Dari pagi temannya itu menghubung, tetapi tidak ada respons. Temannya menghubungi karena atasannya nmencari. Karena tidak bisa dihubungi, temannya itu kemudian mencoba menghubungi pacarnya,” terang Bagas, warga setempat kepada mediakita.co, Kamis (15/8/2024).
Setetelah dicek ke rumah kosnya, pintu kamarnya terkunci dan tidak ada respons saat diketuk.
“Mungkin dia curiga, maka pemilik kos dipanggil dan diputuskan untuk memanggil tukang kunci. Setelah pintu dibuka, ternyata ARL ditemukan sudah tidak bergerak,” jelasnya, menambahkan.
Setelah dilakukan olah TKP oleh polisi, korban dipastikan sudah meninggal dunia akibat bunuh diri.
Menurut Bagas, informasi dari pacarnya yang sempat bertemu dilokasi mengaku beberapa hari terakhir korban sering terdengar menangis di dalam kamarnya
“Kalau menurut ceritera pacarnya sih, beberapa hari terakhir korban memang sering menangis di dalam kamarnya,” kata Bagas.